Selayang Pandang

Tentang Desa Prambonwetan

Prambonwetan, salah satu desa yang merupakan daerah paling timur dari kecamatan Rengel juga merupakan daerah perbatasan yang menghubungkan Kecamatan Rengel dan Kecamatan Plumpang. Asal muasal desa Prambonwetan ini dulunya dikenal dengan istilah Kampung Pecinan yang sebagian besar penduduknya adalah masyarakat Tionghua. Yang merupakan pendatang dari daerah seberang sungai Bengawan solo. Istilah Prambon sendiri berasal dari kata Primbon dan Wetan atau Pecinan Wetan yang artinya “Primbon-primbon masyarakat cina bagian timur”. Prambonwetan, identik juga dengan sejarah kepahlawanannya yang dikenal dengan sebutan Palagan Prambonwetan, salah satu wujud dari keberanian masyarakat sekitar melawan genjatan senjata agresi militer agresi Belanda yang terjadi pada tahun 1947-1949. Pada waktu itu sebagian wilayah Prambonwetan bagian timur tepatnya Dusun Gading dibumi hanguskan oleh roket-roket Belanda, semua rumah dibakar hingga terjadi perlawanan dari masyarakat yang banyak menewaskan warga dan serdadu-serdadu Belanda.

Pada zaman penjajahan Belanda Desa Prambonwetan sudah terbagi dalam 2 Dusun yang terdiri dari dusun pulosari dan dusun Gading. Tiap dusun dipimpin oleh seorang kapala dusun (Kadus).

Seiring dengan  perkembangan zaman kedua dusun tersebut berubah menjadi satu desa yaitu desa Prambonwetan yang terdiri dari 2 dusun antar lain Dusun Pulosari dan Dusun Gading. Sejak terbentuk Desa Prambonwetan telah mengalami 8 pergantian kepemimpinan (Kepala Desa)  sebagai berikut :

 

  1. Lurah Kebhok

  2. Lurah Djaliyo

  3. Lurah Jian

  4. Petinggi Soeratni

  5. Petinggi Masykur

  6. Kepala Desa Dasmono

  7. Kepala Desa Bagus Adi Setiyawan, SE

  8. Titik Sri Istiyati